Masalah itu menjadi salah satu pembahasan dalam konferensi tahunan Persatuan Guru dan Dosen atau Association of Teacher and Lecturers (ATL) yang berlangsung di Belfast, Irlandia Utara, baru-baru ini.
Organisasi
tersebut mengatakan prihatin dengan banyaknya waktu yang digunakan anak-anak
dalam menggunakan komputer dan peralatan digital lain di luar
sekolah.
Kebiasaan
tersebut, menurut ATL, menyebabkan murid-murid menghadapi kesulitan untuk
berkonsentrasi di sekolah dan juga tidak bisa bermain serta berinteraksi dengan
baik.
"Kami
mendengar laporan-laporan tenttang anak yang masih amat muda yang tiba di
sekolah dan tidak bisa berkonsentrasi dan bersosialisasi dengan baik karena
menghabiskan waktu terlalu banyak di permainan digital dan media sosial," jelas
Mark Langhamer, Direktur ATL Irlandia Utara seperti dilansir BBC.
ATL
berharap, Kementerian Pendidikan Inggris mengeluarkan petunjuk kepada semua
orang tua tentang batasan waktu anak-anak dalam menggunakan peralatan
digital.
Langhamer
menegaskan para guru mengakui bahwa teknologi digital memberi keuntungan besar
kepada murid-murid.
"Namun
tampaknya kurang kesadaran tentang potensi bahayanya, dan kami berpendapat
Kementerian Pendidikan perlu mengambil tindakan untuk membuat lebih banyak orang
tua yang sadar akan masalah itu," ujarnya.
Salah
seorang guru sekolah dasar (SD), Emma Quinn, mengatakan dampak terlalu lama di
layar komputer terlihat di sekolah.
"Kurangnya
motivasi di kalangan para murid, peralatan-peralatan itu benar-benar merusak
kemampuan belajar mereka," papar Quinn.
Ia
menambahkan, sedikitnya setengah dari dari murid berusia tujuh hingga sembilan
tahun menggunakan permainan digital yang diperuntukkan untuk orang
dewasa.
